Mengenal lebih jauh pempek
Pempek atau Empek-empek adalah makanan khas Palembang yang terbuat dari ikan dan sagu. Sebenarnya sulit untuk mengatakan bahwa
pempek pusatnya adalah Palembang karena hampir di semua daerah di Sumatera Selatan
memproduksinya.
Jenis pempek
Jenis pempek yang terkenal adalah
"pempek kapal selam", yaitu telur ayam yang dibungkus dengan adonan pempek
dan digoreng dalam minyak panas. Ada juga yang lain seperti pempek lenjer,
pempek bulat (atau terkenal dengan nama "ada'an"), pempek kulit ikan,
pempek pistel (isinya irisan pepaya muda rebus yang sudah dibumbui), pempek
telur kecil, dan pempek keriting.
Penyajian
Penyajian pempek ditemani oleh saus
berwarna hitam kecoklat-coklatan yang disebut cuka atau cuko
(bahasa Palembang). Cuko dibuat dari air yang dididihkan, kemudian
ditambah gula merah, udang ebi dan cabe rawit tumbuk, bawang putih,
dan garam. Bagi masyarakat asli Palembang, cuko dari dulu dibuat
pedas untuk menambah nafsu makan. Namun seiring masuknya pendatang dari luar
pulau Sumatera maka saat ini banyak ditemukan cuko dengan rasa manis bagi
yang tidak menyukai pedas. Cuko dapat melindungi gigi dari karies (kerusakan
lapisan email dan dentin). Karena dalam satu liter larutan kuah pempek biasanya
terdapat 9-13 ppm fluor. satu pelengkap dalam menyantap makanan berasa khas ini
adalah irisan dadu timun segar dan mie kuning.
Sejarah pempek
Menurut sejarahnya, pempek telah ada di
Palembang sejak masuknya perantau Cina ke Palembang, yaitu di sekitar abad ke-16,
saat Sultan Mahmud Badaruddin II berkuasa di kesultanan Palembang-Darussalam. Nama empek-empek atau pempek diyakini
berasal dari sebutan "apek", yaitu sebutan untuk lelaki tua keturunan
Cina sedangkan "koh", yaitu sebutan untuk lelaki muda keturunan Cina.
Berdasarkan cerita rakyat, sekitar tahun 1617 seorang apek berusia 65 tahun
yang tinggal di daerah Perakitan (tepian Sungai
Musi) merasa prihatin
menyaksikan tangkapan ikan yang berlimpah di Sungai Musi yang belum seluruhnya
dimanfaatkan dengan baik, hanya sebatas digoreng dan dipindang. Ia kemudian
mencoba alternatif pengolahan lain. Ia mencampur daging ikan giling dengan
tepung tapioka, sehingga dihasilkan makanan baru. Makanan baru tersebut
dijajakan oleh para apek dengan bersepeda keliling kota. Oleh karena penjualnya
dipanggil dengan sebutan "pek … apek", maka makanan tersebut akhirnya
dikenal sebagai empek-empek atau pempek.[1] Namun cerita rakyat ini patut ditelaah
lebih lanjut karena singkong baru diperkenalkan bangsa Portugis ke Indonesia
pada abad 16. Selain itu velocipede (sepeda) baru dikenal di Perancis dan
Jerman pada abad 18. Selain itu Sultan Mahmud Badaruddin baru lahir tahun 1767.
Juga singkong sebagai bahan baku sagu baru dikenal pada zaman penjajahan
Portugis dan baru dibudidayakan secara komersial tahun 1810. Walaupun begitu
sangat mungkin pempek merupakan adaptasi dari makanan Cina seperti baso ikan,
kekian ataupun ngohyang Pada awalnya pempek dibuat dari ikan
belida. Namun, dengan
semakin langka dan mahalnya harga ikan belida, ikan tersebut diganti dengan ikan
gabus yang harganya lebih
murah, tetapi dengan rasa yang tetap gurih. Pada perkembangan selanjutnya,
digunakan juga jenis ikan sungai lainnya, misalnya ikan putak, toman, dan
bujuk. Dipakai juga jenis ikan laut seperti Tenggiri, Kakap Merah, parang-parang, ekor kuning, dan ikan sebelah.
Juga sudah ada yang menggunakan ikan dencis , ikan lele serta ikan tuna putih.
Ø
Bahan-bahan untuk membuat pempek
·
1,5 kg tepung sagu dengan kualitas baik
·
1 kg ikan belida giling (atau jika tidak ada, disarankan untuk
diganti dengan ikan gabus atau ikan tenggiri, karena memiliki rasa dan tekstur
yang hampir sama setelah dimasak dan dimakan daripada menggunakan ikan jenis
yang lain)
·
1 sdm garam dapur / secukupnya
·
1 bks bumbu penyedap
·
1 cangkir air es matang
·
rebus air di dalam panci besar yang diberi 2 sdm minyak goreng
·
Alat-alat untuk membuat pempek
·
Timbangan
·
Baskom
·
Sendok
·
Wajan
Ø
Cara membuat pempek
•
Pertama campurkan ikan giling dengan air es dan garam serta
bumbu penyedap, aduk ikan giling hingga adonan benar-benar tercampur.
•
Kemudian tambahkan tepung sagu pada adonan ikan giling tadi
secukupnya sampai adonan kenyal sehingga dapat diuleni dan tidak lengket lagi.
(untuk sedikit atau banyak nya sagu tergantung tingkat kekenyalan yang kita
inginkan, agar rasa ikan benar-benar terasa, jangan terlalu banyak memberi
sagu)
•
Untuk membentuk adonan lumuri tangan dengan sedikit tepung
agar tidak lengket, kemudian bentuk sesuai selera (bisa di bentuk lonjong atau
bisa di isi dengan telur)
•
Rebus adonan pempek hingga adonan pempek benar-benar
mengapung, lalu angkat dan tiriskan.
Keselamatan kerja
•
Hati-hati dalam menggunakan pisau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar